Friday, September 5, 2014

Zine Vinyet kota #01

http://www.scribd.com/doc/204050416/vinyetkota-zine

Cerita Vinyet. Sebuah Pengantar...

Yang besar dan sudah punya hobi membaca majalah di tahun 80 sampai awal 90an pasti tahu, apa itu vinyet.
Gambar "nyempil" di sela-sela artikel di suatu majalah yang kesusahan menutup paragrafnya. Teknik tipu-tipu "ngakalin" naskah yang menggantung, lalu di isilah celahnya dengan gambar-gambar dengan pola dekoratif, flat dan tak berdimensi yang kemudian disebut vignet/ vinyet.

Seiring perkembangan teknologi dan berkembangnya soft ware desain yang mulai bisa mengatasi problem layout manual dimana jarak antar paragraf di dalam naskah mulai bisa diatasi, eksistensi vinyet sebagai pengisi ruang kosong mulai ditinggalkan.

Gaya gambar vinyet masa itu dengan pola menghiasnya yang terkesan jadul itupun bisa jadi dirasakan tidak menarik lagi buat para "tukang gambar".

Meski kalau di cermati, masih banyak ilustrasi dengan gaya vinyet bertebaran, selain ditubuh sebagai rajah, juga di ilustrasi buku, dan sudah tidak diposisikan sebagai pengisi ruang kosong.
Majalah Pantau pernah menggunakan istilah "Stopper" untuk ilustrasi yang di tempatkan di antara artikel. Tidak menggunakan gaya vinyet lagi, tetapi ilustrasi dengan gaya kekinian. gaya-gaya kontemporer lah. biasanya diambil dari para perupa komtemporer. Gambar Stoper bisa dilihat disini.
Fungsi Stopper sudah tidak lagi sebagai sekedar mengakali ruang kosong, tetapi untuk memberi jeda mata agar tidak terlalu capek saat membaca artikel yang panjang dan berat.

Sebagai orang yang pernah mencari nafkah dengan membuat vinyet, dan dalam beberapa kesempatan sering mengisi waktu saat menunggu, atau sedang mati gaya dengan menggambar goresan-goresan  yang di hasil akhirnya bergaya vinyet, saya kemudian merasa perlu mendokumentasikan vinyet-vinyet yang sudah dibuat dalam sebuah blog.
Lalu saya buat blog ini.

Kenapa Vinyet Kota?
Sebagai makhluk urban yang melata di Jakarta, yang menggunakan motor roda dua dan KRL/CL dalam beraktivitas, problem kota menjadi makanan sehari-hari. Jalanan macet, kereta terlambat datang, banjir, pengamen, pemulung, adalah santapan keseharian yang sering menjadi ide saat menggambar, baik untuk ilustrasi, komik atau menggambar vinyet.
Bahkan secara sadar, saya mengekplorasi pengalaman sehari-hari itu sebagai tema gambar vinyet yang saya buat.

Blog Vinyet kota saya niatkan sebagai gudang gambar vinyet yang saya buat, juga sebagai catatan proses menggambar vinyet saya dengan tema yang lebih spesifik, semisal rencana saya membuat proyek pameran keliling bertajuk "peti yang didalamnya ada dongeng cinta"

Demikian sedikit pengantar blog baru saya ini.
Selamat melihat-lihat dan mengapresiasi 

-maman-