Sunday, June 7, 2015

Ide yang Bergerak (Catatan tercecer, untuk JAW 15)





Saat perjalanan pulang dari tempat kerja saya di Bogor, sehabis magrib diatas kereta menuju Depok, saya mendapat pesan singkat dari seorang teman yang menjadi panitia acara JAW 15 (Jogja Artweeks) dimana saya ikut serta sebagai peserta. Teman saya menanyakan apa judul karya nanti. 
Pertanyaan mendadak yang terus terang belum ada jawaban di kepala saya. 
Sambil digoyang-goyang kereta saya berpikir apa ya yang pas untuk karya yang saya buat.
Yang saya bayangkan waktu itu adalah ketidak mutlakan. Bukan hitam putih. Tak ada yang berhenti, semua berubah... 

Karya yang saya buat ingin menggambarkan tentang ketidakmutlakan, terkait segala hal yang terjadi diatas muka bumi. 
Lewat tokoh si gundul saya ingin menggambarkan proses hidup manusia, siapapun dia yang tak pernah mutlak. Pada prosesnya manusia bisa sangat miskin, lalu mendadak kaya. Bisa sangat alim, lalu mendadak jadi bajingan, lalu jadi orang baik lagi. Tidak ada yang statis seperti cerita super hero, yang seumur hidupnya harus berperan menjadi orang baik, sedangkan lawannya seolah-olah dilahirkan untuk menjadi perusak. Tidak ada pembagian bahwa yang baik itu malaikat, lalu yang buruk itu setan. Semua manusia memiliki sisi baik dan buruk. Tinggal mana yang akan dominan muncul. 
Ketidakjutlakan juga terkait hasil karya. 
Keotentikanpun ingin saya pertanyakan. 
Dunia ini orang sering mengagung-agungkan keaslian. Mengoleksi sesuatu dipastikan asli atau tidak. Pun dalam penciptaan karya, orisinalitas seolah menjadi dewa. Padahal manusia itu dalam prosesnya selalu saling mempengaruhi. Otak manusia juga sekumpulan pengalaman demi pengalaman yang kelindan dan saling terkait. Orisinalitas yang mana yangi ingin diklaim?
Maka dalam visualnya nanti saya ingin membuat replika dari karya yang pada penampakannya juga akan terlihat orisinal, tetapi sebenarnya adalah replika yang "disentuh."

Lalu muncul kalimat “tidak pernah mutlak” terlintas “mak penculut” di kepala. Karena masih ragu, saya menanyakan ke mas Tomi, teman kerja yang juga teman seperjalanan pulang pergi kantor. Ia manggut-manggut. Meski saya tidak yakin manggut-manggutnya itu mudeng opo malah bingung. Yo wis lah, biar ga kelihatan terlalu lama mikir, segera saya kirim pesan balik ke teman di jogja “tidak pernah mutlak judule mbak, wangun ta?”
Dan dijawab “wangun” saya mbatin kawan saya pasti sambil cengengesan. Sejarah pertemanan saya dengan kawan satu ini adalah lingkaran cangkem trocoh yang tak pernah seriyes. Baru untuk event inilah beliau tampak menyerius-riuskan diri.. Maklum penggagas acara event besar.

Setelah ketemu judul, tinggal prosesnya, yang akan saya kerjakan di Jogjakarta dari tanggal 28-30 mei 2015.
Masih harus kerja keras lagi untuk kepulangan ke Jogja lewat karya ini :)


No comments:

Post a Comment